UTS Komunikasi Terapeutik Arico Rayenx

          Komunikasi Terapeutik 



Disusun Oleh:Arico Rayenx
(1130023005)
Kelas: 3B

✨Komunikasi merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Kepuasan pasien menjadi tanggungjawab pihak pelayanan kesehatan. Fasilitas dan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan pasien, tidak menutup kemungkinan pasien tersebut akan selalu datang dan berobat pada layanan kesehatan tersebut. Pasien akan selalu mencari pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapannya. Jika tidak sesuai harapan pasien akan mencari fasilitas layanan kesehatan yang lebih baik atau tidak mengecewakan. (Imbalo, 2006). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya terlihat bahwa ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan salah satunya dipengaruhi oleh faktor komunikasi terapeutik perawat seperti kurangnya senyuman dalam memberikan asuhan keperawatan. Banyak yang mengira atau berpendapat bahwa komunikasi terapeutik identik dengan senyum dan bicara lemah lembut. Hal ini tidak salah tetapi terlalu menyederhanakan arti dari komunikasi terapeutik itu sendiri, karna inti dari komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan untuk terapi.
✨Konsep Komunikasi Terapeutik
1. Definisi Komunikasi Terapeutik
Menurut suryani (2005) komunikasi adalah suatu transaksi pertukaran informasi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antara sesama manusia melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta untuk mengubah sikap dan tingkah laku tersebut. Terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan terhadap pasien.
Komunikasi terapeutik adalah pengalaman interaktif bersama antara tenaga kesehatan dengan pasien. Dalam komunikasi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pasien dan bisa menemukan solusi dari masalah yang dihadapi pasien 
✨Tujuan Komunikasi Terapeutik
Menurut Stuart (2006) tujuan komunikasi terapeutik diarahkan pada pertumbuhan pasien meliputi :
a. Meningkatkan kemandirian dari pasien melalui proses realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri.
b. Identitas diri yang jelas dan rasa integritas yang tinggi terhadap diri sendiri.
c. Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung dan mencintai antara petugas kesehatan dan pasien.


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berawal dari Sekolah Perawat, Kini Unusa Jadi Ikon Pendidikan Kesehatan di Jatim

Sosialisasi Learning Management System dan Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk Kesiapan Pendidikan Berbasis Digital di Unusa